INDIKA ENERGY FOKUS TINGKATKAN KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN LAKUKAN DIVERSIFIKASI USAHA: Perseroan Mencetak Pendapatan Konsolidasian US$ 2.079,9 Juta, Rugi US$ 8,6 Juta, dan Laba Inti US$ 61,2 Juta selama Periode Sembilan Bulan 2019

JAKARTA, 31 Oktober 2019 – Perusahaan energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2019 (9M-2019). Pelemahan harga batubara yang berkelanjutan di tahun 2019 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Perseroan. Namun demikian Perseroan tetap optimis dan terus fokus untuk meningkatkan keunggulan operasional di seluruh lini usaha dan mendiversifikasi portofolio bisnis.

Sepanjang 9M-2019, Perseroan membukukan Pendapatan US$ 2.079,9 juta, atau menurun 4,6% dibandingkan US$ 2.180,4 juta di periode yang sama tahun sebelumnya. Di antara perusahaan dalam Grup Indika Energy, produsen batubara Kideco Jaya Agung mencatat penurunan Pendapatan sebesar 15,2%, dari US$ 1.408,7 juta pada 9M-2018 menjadi US$ 1.194,3 juta pada 9M-2019, yang utamanya disebabkan penurunan harga jual batubara rata-rata Kideco. Sementara perusahaan engineering, procurement, and construction (EPC) Tripatra yang mengerjakan proyek-proyek besar seperti Proyek Ekspansi LNG Tangguh– Train 3 di Papua Barat, mencatat peningkatan Pendapatan 64,6% dari US$ 184,8 juta pada 9M-2018 menjadi US$ 304,1 juta pada 9M-2019. Kontraktor batubara Petrosea juga mengalami peningkatan Pendapatan 25,5% dari US$ 301,8 juta pada 9M-2018 menjadi US$ 378,7 juta pada 9M-2019 karena meningkatnya volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal). Perusahaan transportasi dan logistik laut Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) juga mencatat peningkatan Pendapatan 16,9% dari US$ 51,8 juta pada 9M-2018 menjadi US$ 60,6 juta pada 9M-2019 karena meningkatnya volume batubara yang diangkut.

Laba Kotor 9M-2019 Perseroan tercatat sebesar US$ 327,9 juta, atau menurun 40,6% dibandingkan US$ 551,9 juta di 9M-2018, dan Marjin Laba Kotor juga menurun dari 25,3% di 9M-2018 menjadi 15,8% di 9M- 2019. Kontributornya adalah penurunan kontribusi Laba Kotor dari Kideco sebesar 53,5% dari 30,5% di 9M- 2018 menjadi 16,8% pada 9M-2019 karena adanya penurunan harga jual batubara rata-rata Kideco dari US$ 54,0 pada 9M-2018 menjadi US$ 45,7 pada 9M-2019. Selain itu cash cost per ton Kideco, tidak termasuk royalti, meningkat dari US$ 30,0 menjadi US$ 31,2 pada 9M-2019 karena meningkatnya stripping ratio dari 6,2x menjadi 6,4x pada 9M-2019.

Sementara itu, Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas Perseroan meningkat sebesar 37,0% menjadi US$ 24,0 juta pada 9M-2019 dari US$ 17,5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang dikontribusikan oleh pembangkit listrik tenaga uap Cirebon Electric Power dan perusahaan logistik laut Sea Bridge Shipping.

Hasilnya, Perseoran membukukan Rugi yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 8,6 juta dibanding Laba US$ 112,2 juta di 9M-2018. Walaupun begitu, Laba Inti* Perseroan di 9M-2019 tercatat sebesar US$ 61,2 juta dibanding US$ 163,5 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

“Faktor eksternal yaitu pelemahan harga batubara yang berkelanjutan di tahun 2019 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Indika Energy. Kami akan fokus untuk menjaga stabilitas keuangan dan terus mengelola operasi usaha melalui peningkatan produktivitas, pengendalian biaya, dan stabilisasi operasi agar semakin kompetitif,” tutur Managing Director dan CEO Indika Energy, Azis Armand.

Indika Energy juga terus melakukan diversifikasi usaha di bidang yang terkait dengan kompetensi dan portofolio bisnis saat ini yaitu pertambangan. Setelah pada akhir 2018 Perseroan melakukan investasi saham dengan kepemilikan 19,9% pada Nusantara Resources Limited yang merupakan induk dari Masmindo Dwi Area, pada periode 31 Juli – 20 September 2019 Indika Energy menambah porsi kepemilikan di Nusantara sebesar 1,12% sehingga menjadi 21,02%. Masmindo Dwi Area memegang konsesi pertambangan emas proyek Awak Mas di Sulawesi Selatan.

“Kami tetap optimis dengan prospek dan fundamental industri batubara ke depan walaupun volatilitas harga batubara masih berlanjut. Indika Energy memiliki aspirasi untuk memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan, juga berkontribusi lebih besar kepada pembangunanIndonesia,” tambah Azis.

Source: https://www.indikaenergy.co.id/wp-content/uploads/2019/11/Siaran-Pers-Indika-Energy-Laporan-Keuangan-9M-2019.pdf