29 Maret 2019 – Di tengah volatilitas harga batubara thermal global dan kondisi perekonomian yang kurang kondusif pada tahun 2018, Petrosea tetap berhasil melebihi target-target yang dicanangkan.
“Pada tahun 2018, kami berhasil meningkatkan performa operasional melalui peningkatan produktivitas, optimalisasi penggunaan aset serta pengembangan berbagai inisiatif continuous improvement. Salah satunya adalah dengan dimulainya transformasi digital seluruh kegiatan operasional tambang Perusahaan untuk tetap memastikan sustainable superior performance di tahun-tahun mendatang,” ujar Presiden Direktur Petrosea, Hanifa Indradjaya.
Pada tahun 2018, Petrosea mencatat peningkatan total pendapatan usaha sebesar 48,57% dari US$313,48 juta menjadi US$465,74 juta, dan mencatatkan laba bersih US$23,17 juta, meningkat 94,87% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu US$11,89 juta. Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$22,96 juta, atau meningkat 97,42% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$11,63 juta.
Kontribusi dari lini bisnis Kontrak Pertambangan meningkat 54,45% dari US$171,27 juta menjadi US$264,52 juta, sebagai hasil dari meningkatnya volume pemindahan lapisan tanah penutup sebesar 44,31% menjadi 121,19 juta BCM dan volume produksi batubara sebesar 39,74% menjadi 34,60 juta ton. Sedangkan lini bisnis Rekayasa & Konstruksi mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 85,48% dari US$70,24 juta menjadi US$130,28 juta.
Dalam menghadapi tantangan pada tahun 2019 ini, Petrosea terus berkomitmen untuk mempertajam fokus pada operational excellence, meningkatkan kualitas layanan serta memperkuat jaringan pemasarannya sebagai suatu proses berkelanjutan yang terus kami lakukan sebagai perusahaan berskala global yang mengedepankan keunggulan servicesnya kepada klien demi menciptakan shareholder value.